‘‘ Anak tiga aja cukup! Jujur aja saya capek. ” Saya ingat betul percakapan dengan teman baru saya semenjak pindah ke İskilip. Seorang ibu muda memiliki 3 anak. Anak terkecil hampir seusia anak pertama saya. sebagai sesama perempuan saya dukung sekali sikap si teman ini. Melahirkan anak ke-empat dengan operasi sesar (lagi) membayangkannya saja saya tidak sanggup. Meski setelah saya baca-baca batas maksimal melahirkan dengan proses bedah sesar bisa sampai 6 kali, itu juga dengan syarat ketat dan resiko pengangkatan rahim.
Apa yang salah dengan pernikahan, bukankah memiliki keturunan harus ada kesepakatan kedua belah pihak, ketika sang suami menginginkan anak lebih dari tiga, dia mulai tertekan. Melepas kB spiral dengan terpaksa, tak lama kehamilan terjadi. Saya tetap mengucap: Selamat! ‘‘sagol Rahma...” balasnya, Tak lama dia mengambil sebatang rokok, menyalakannya. Berjalan ke arah balkon. Tanpa merasa itu salah- dia tetap menikmati rokoknya. Sedang umur janin dalam rahimnya baru saja menginjak bulan pertama. Tekanan dan dominasi suami kah yang membuat dia tak kuasa atas tubuhnya sendiri?
Rokok?
Pengalaman yang cukup membuat saya terkejut ketika pertama kalinya menginjakan kaki di Tanah anatolia.., Melihat pemandangan para perempuan merokok. Di setiap sudut keramaian, bahkan di Rumah sakit seharusnya para petugas kesehatan menyadari tentang bahaya merokok. İngat sekali, setiap mengunjungi klinik di Rumah sakit pemerintah, selalu saya temukan beberapa tenaga medis, di pelataran parkir, di taman, menghisap rokok. Seminggu lalu ketika saya kontrol ke dokter di klinik Gigi, Bahkan di kota sekecil İskilip, Melihat (perempuan) merokok di luar Gedung Klinik menjadi pemandangan biasa, dilihat dari seragamnya, dia bertugas sebagai perawat disana.
İpar saya pernah mengundang pengajian di rumah barunya, dia juga mengundang tetangga lamanya, dari beberapa teman, ada seorang ibu hamil kandungannya memasuki bulan ke tujuh. Lalu dengan santainya dia merokok di dapur. ‘duh! Saya sempat menanyakan alasannya, mengingatkan kondisi kandungannya. Dengan muka datar dia menjawab ‘bosver’.
Smoking gave me some kind of courage ??
Menurut Data: 41 persen pria Turki adalah perokok, dan 13 persen perokok perempuan. Dominasi Patriarki di masyarakat Turki itu sendiri, menjadi salah satu alasan terbanyak kenapa perempuan Turki merokok, tekanan keluarga.
Saya pernah bertanya ke seorang teman lain, karena dia juga perokok, kenapa tidak berusaha untuk berhenti?-jawabnya, dia sudah berusaha namun tidak sukses, akhirnya kembali merokok, ujungnya dia jawab: ”stress” , merokok adalah pelarian dari stres, emosi yang tidak stabil, untuk menenangkan diri??. Merokok memberikan dia semacam keberanian? alasan yang masih saya cerna, kenapa harus rokok? Dia memang pernah melewati masa lalu yang sulit, menghadapi perceraian dengan suami pertamanya. pelariannya dengan merokok. Meski masalah telah selesai dan hidupnya kini lebih baik,tapi candu rokok tidak bisa dia lepaskan.
Jadi jangan kaget kalau tiba-tiba melihat aktivitas para perempuan ini merokok dengan santai di area publik, yang awalnya juga sempat membuat saya syok, ketika ga sengaja melihat perempuan yang berhijab juga melakukan aktifitas ini, tanpa malu. İya saya malah malu sendiri melihatnya, apalagi dia dengan jelas berpakaian tertutup rapih, berhijab, dengan santainya mengepulkan asap rokok di luar gedung sambil asyik mengobrol.
Baca: Turkish women smoke for freedom?
Gencar kampanye anti rokok
Kalau ditanya apa pemerintah tidak peduli dengan semakin naiknya angka perokok? İklan layanan masyarakat gencar di Tv nasional, iklan dimana-mana, Harga sebungkus rokok juga lumayan, kemasan rokok dengan gambar-gambar mengerikan ternyata ga mempan. Angka perokok di Turki semakin meningkat sampai 30 % dengan jumlah perokok harian meningkat dari 15 juta menjadi 17 juta jiwa, yang lebih mengkhawatirkan lagi adalah fenomena kenaikan jumlah perokok dari usia 13-15 tahun dan anak perempuan. Suatu ancaman serius dalam lingkungan Masyarakat, apalagi saya memiliki anak yang hidup di Turki.
Baca: Punya anak mix Turki rasanya seperti apa
Orang Tua adalah ‘filter’ Anak agar tidak merokok
Kalau pernah datang ke taman-taman, melihat pemandangan para ibu atau baba nya mendorong stroller sambil merokok juga bukan pemandangan aneh di Turki. Keluhan yang sama sering dilontarkan teman-teman saya ketika mengajak anak mereka bermain di Taman, selain gemes sama sampah kuaci , melihat ibu-ibu dengan santai merokok di depan anaknya, rasanya tuh gemes. Pilih menghindar daripada adu debat sama mereka yang kadang keras kepala. Meski dalam hati, kasihan sama anaknya.
Babanya anak-anak, bisa dibilang bukan perokok, suatu spesies pria Turki yang wajib dilestarikan. Alasannya kenapa ga merokok? karena anne nya galak, hahaha. Eh ga sih, tapi karena ibu mertua emang tidak suka dengan asap rokok, apalagi perempuan perokok, 5 anaknya tidak ada yang merokok, tapi 2 dari 5 menantunya adalah perokok. Alhasil salah satu gelinnya yang perokok, paling kesiksa kalau mudik ke rumah mertua hahah. Bisa dapat siraman rohani 7 hari 7 malam, kayaknya ibu mertua saya cocok jadi duta anti rokok perempuan Turki.
Baca: Hal hal yang saya sukai dari Turki
Beliau sukses menjadi ‘filter’ buat anak-anaknya ,terutama ketiga anak laki-lakinya, termasuk suami saya si bungsu, bebas rokok, termasuk Baba mertua. Dan ketika pertama kali datang ke İndonesia bertemu keluarga besar saya, dia cukup kesiksa dengan asap rokok kretek İndonesia, duh maaf ya. Sayangnya dilingkungan kerja juga teman-temannya kebanyakan perokok, ujian berat. Salah satu cara dia agar tetap bisa gaul dengan teman perokok, ketika mereka sibuk ngerokok, Babanya Fatih sibuk ngupasin kuaci hahahha, katanya kalo stress makan kuaci sampai bibir jontor lebih berfaedah daripada sebatang rokok, ada yang mau nyoba saran babanya Fatih? Biar bisa bebas rokok dan solusi pereda stress.
woh iya,
aku juga kaget pas pertama kali ke Turki liat mbak-mbak cakep2 tapi mulutnya ngebul. yang emak-emak juga pada ngebul.
ternyata banyak juga ahli hisap wanita di Turki ini. hihihihi
begitulah, ahli hisap disini makin banyak, pdahal rokok juga makin mahal..ga ngefek. yang bikin heran petugas medisny ajg byk perokok, kirain di istanbul aja, datang ke iskilip juga ternyata ga jauh beda, tetap ada ahli hisap
Duh miris banget,lagi hamil kok merokok. Harusnya ada denda berupa uang supaya mereka jera.
saya lihat dua kali, ngomongin jg percuma mbak..mereka masa bodo,denda ga cukup bikin jera.
Aku suka kuaci! Apalagi kuaci jaman dulu yang cap Gajah, wahahaha legend abis mbak. Wah ternyata wanita di Turki banyak yg merokok ya, baru tau karena tulisan ini. Sebenarnya kalau masalah melarikan diri ke rokok akibat stress, di Indonesia juga ada wanita-wanita yang seperti ini mbak, salah satunya saudaraku sendiri. Hiks hiks 🙁
Kalo dilingkungan keluarga, kebanyakan perokok aktif itu pria, bapak dan sodara laki2 saya perokok,tapi bapak udah mulai mengurangi dgn alasan kesehatan juga, dulu tante saya juga perokok berat, keliatan sehat2 saja, selepas saya menikah dan pindha ke Turki malah dpt kabar kalo tante kena kanker paru2 sudah stadium lanjut, hingga akhirnya wafat.
Nggak cuma di Turki. Di negara lain juga para cewenya ada yg suka ngerokok di jam istirahat. Baca2..ada zat di rokok yg bikin otak jadi sedikit rileks. Nah keren..yg spt ibu mertua nya perlu dilestarikan dan jadi panutan itu..
Zat yang bikin adiftif ya, teman saya ini pernah nyoba ikut kelas therapy untuk berhenti merokok sampai bolak balik ke dokter, apalagi rahimnya juga bermasalah, dokter udah nyaranin untuk stop, dia sempat stop entah knp terakhir ketemu eh ngerokok lg. wah ibu mertua kalo liat anaknya merokok bisa ceramah 7 hr 7 malam kayaknya:D dia ga peduli kalo org lain tapi selama itu anak2nya meski sudah berumah tangga semua, tetap kena ceramah kesehatan
Wewwwww serius?
Saya tahunya liat di filem eh maksudnya kayak sinetron gitu loh.
ternyata itu beneran di dunia nyatapun perokok wanita banyak ya?
Di Indonesia juga ada sih perempuan ngerokok, tapi masih terlihat tabu, cuman di beberapa tempat aja kayaknya.
Dulu saya ngekos punya 2 mbak kos yang perokok, udah ngerokok suka pulang malam, di anter mobil macam2 pula dan pakai baju mini.
Kita2 anak kos cupu cuman sibuk ngerumpi aja liatnya.
Tapi meski gitu 2 mbak kos itu paling baik malah dan nggak ngerokok sembarang.
Palingan di WC sambil semedi hahaha
di indonesia pasti ada, tapi ga bakal se ektrem di Turki menurut saya, nah barusan jumat lalu, lagi duduk2 santai di taman sambil makan es krim, eh dimeja sebelah ada emak2 asyik merokok,sedang disampingnya ada anaknya di stroller, pengen negur tapi kata suami, jgn cari perkara lah..itu suami or bapaknya gitu*krn lbh tua*cuek aja liat si emak ini asyik merokok, satu anak di stroller, satu balita di samping si bapak ini.
ooh saya pikir karena keadaan udara yang dingin maka wanita turki merokok. ternyata ada alasan lain ya? 😀
di indonesia juga masih sering saya jumpai wanita merokok mba. bahkan yg berhijab (mereka berani merokok waktu istirahat makan siang haha).
saya kurang tahu presentasinya, tapi kalo disini semisal tinggal di sebuah gedung pasti ada aja penghuninya ibu2 perokok.
Waduh, bahaya juga kalau lagi hamil terus merokok. Kalau di Indonesia mungkin sudah jadi omongan~
iya disini jg jadi omongan, tapi kebanyakan keras kepala, saya juga berkali2 kalao ketemu si teman mengingatlan, tapi dia masa bodo aja.