”Orang sunda matre! orang sunda sama kayak kambing, doyannya dedaunan’‘. Lalu mereka tertawa, Seakan itu hal lucu, becandaan anak sekolah. Ya! saya pernah mengalami-rasisme-seperti itu ketika Sekolah SMA di Yogyakarta. Di kelas, hanya saya sendiri, yang bukan berdarah Yogyakarta. Dan mereka melontarkan candaan seperti itu menganggapnya lucu. Sesama orang İndonesia sendiri dan masih satu Pulau.
Tapi orang dengan karakter seperti saya-suka ngeyel– sampai guru agama memanggil saya: bani İsrail. Mana mau ngalah. Saya bungkam anak sekelas. ” Ga apa-apa kayak kambing, banyak makan daun segar, ga ingat tuh apa kata Guru biologi, manfaat banyak makan sayuran, kulit orang sunda mulus kan, ga perlu banyak dempul” sambil jalan, diantara kursi kelas, dimana segerombolan teman-teman sibuk dandan selepas pelajaran olahraga. Diam semua hahah. Lalu ada salah satu teman sibuk pake Roll-on di keteknya. ”oh ya, karena pemakan daun, saya ga bau ketek loh” langsung si teman kesinggung. Kena deh ya.
Jujur saya ngerasa keganggu banget jika membaca tulisan terutama di media sosial yang mengaitkan perilaku seseorang dengan Ras-nya. Dasar aseng! dasar sipit! Balik aja lo ke Mainland sono!--merujuk sama Cina. Padahal orang tersebut ya orang İndonesia, terus misal kalau baca artikel-artikel seperti ini bagaimana:
Leluhur langsung Bangsa İndonesia dari TAİWAN
Nah loh, kirain dari arab? Mengutip dari Historia.İD : Ribuan tahun lalu bangsa İndonesia pernah dipersatukan oleh akar tradisi yang sama yaitu: Bahasa Austranesia, dari segi fisik penutur Austranesia adalah Ras Mongoloid, dan Ras ini datang dari Taiwan. Dalam perkembangannya penampilan fisik menjadi sangat beragam. Nenek moyang bangsa İndonesia adalah bangsa PENDATANG! yang berasal dari Wilayah Asia. Nah loh!

Ada banyak ketidak sukaan dengan ras tertentu karena kasus korupsi misalkan, lalu buat narasi seakan mengusir satu ras ini karena bukan pribumi. Ehmmm definisi Pribumi itu gimana? harus asli orang jawa, kalimantan, sumatera, tapi merujuk ketulisan diatas, Bahwa leluhur bangsa İndonesia itu Pendatang. İtu kata para ahli sejarah. Bukan kata Agnez Mo, yang lagi viral.
Almarhum Kakek saya asli Banten, kulit juga coklat, tapi matanya sipit kayak jacky chen. Seperti di Turki, diawal datang, saya pernah dikira orang Jepang lah, Korea, dikira mualaf. Beberapa teman sering dikira orang Suriah, karena banyak orang Suriah tinggal di Turki sekarang, saya hampir jarang dikira orang syuriah. Kalau Suriah= Arab. Kemudian megang hidung yang biasa-biasa saja ini*Arab dari mananya, Sama Shireen Sungkar aja jauh kemana-mana kalau ngadu bentuk hidung.
Berteman tanpa melihat latar belakang:
Zaman Kuliah, Teman-teman dekat saya berbeda latar belakang, saya punya 4 teman dekat pria: satu katolik, satu protestan, dua muslim. Saya dan satu teman perempuan: memakai kerudung. Dia Muhamadiyah, saya: NU. Ketika ada tugas kelompok, misalkan kumpul di tempat si A yang muslim, mereka pergi Salat Jumat, dua teman Saya yang lain, asyik menunggu dengan saya, dengan nada candaan: Kita lagi halangan semua! Atau ketika si Teman B yang anak gereja banget! paling susah ngajak dia jalan pas hari minggu, dengan santai kita nunggu dia dirumahnya, selesai acara kebaktian dsb itu, lalu ‘nyulik’ dia buat jalan. Di semester awal bahkan saya pernah ‘nyelundupin’ teman non muslim masuk asrama pesantren, karena dia penasaran, untuk menghormati, dengan sukarela menutup kepalanya.
Baca:
Setia versi Bapak, setia pada Mobil kesayangannya
20 Daftar Nama Populer di Turki
Zaman Kerja, Punya teman tionghoa, ya santai aja. Buat saya İndonesia itu beragam, atasan di kantor juga Tionghoa, dia fasih bahasa sunda, karena dari Bandung, tapi mandarin? Nol besar hahaha. Tapi memang Dulu sosmed tidak seramai sekarang, apa-apa jadi riuh, yang saya ga suka kalau udah main fisik: dasar encek! dasar sipit! rasanya pengen nyodorin foto om-om saya yang sipit, Almarhum kakek saya. Ga ada yang bermata besar atau Belo. Apalagi kalau nyerang sampai ke makanan: Dia kan makan babi- Lah ga tau aja teman saya di Yogya-solo ada yang makan daging Anjing..wew. Bukan karena Ras-nya tapi karena dia doyan. Ngeri lah.
Pernah ngalamin kejadian ga mengenakan, gara-gara berlatar sunda, ” ”Orang Sunda ceweknya genit, penggoda” ni apa-apaan . Wah mainnya udah bawa Ras, karena ulah segelintir orang yang dia kenal dengan tidak baik, lalu mengeneralisir satu suku. Padahal sama-sama Ciptaan Allah, diciptakan berbeda-beda, bersuku bangsa dengan tujuan untuk saling mengenal, bukan untuk saling menjatuhkan..harusnya gitu kan ya.
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.
referensi:
Related posts
10 Comments
Leave a Reply Cancel reply
Last Comments
- RahmaBalcı on Masalah seminggu ini dengan Blog keluargapanda
- RahmaBalcı on Masalah seminggu ini dengan Blog keluargapanda
- Nella (emaknya Benjamin) on Masalah seminggu ini dengan Blog keluargapanda
- ndesoedisi on Masalah seminggu ini dengan Blog keluargapanda
- RahmaBalcı on Masalah seminggu ini dengan Blog keluargapanda
Biasanya yang suka rasis itu orang yang pergaulannya sempit sie, saya orang Cilacap, istri saya orang Subang dan alhamdulillah ga terbukti tuh omongan-omongan miring kalo Jawa nikah sama Sunda bakal begini-begitu atau kalo cewek Subang sifatnya begini-begitu, terus emang orang yang pergaulannya luas karena merantau & berasimilasi dengan warga lokal bukan cuma berkumpul sesama golongannya bakal lebih bisa menerima perbedaan. Saya juga ngalamin rata-rata orang Sunda kalo baru kenal dengan saya akan kaget kalo tau saya ternyata orang Jawa karena saya selalu menggunakan bahasa Sunda kalo ngobrol dengan orang Sunda meskipun hanya paham sedikit kalau Sunda lemes 😁
pegaulan sempit sm streotipe jg ya.., kalo di tempat saya bilangnya: jgn sm laki2 jawa katanya medit hehe..trus org jawa bilangnya jgn sama cewek sunda, kebanyakan matre…kasus siapa tp suka main pukul rata semua.tetngga saya almarhum ada org jepara nikah sm orang sunda..wah harmonis aja sampe anak cucu..cuma berpuluh tahun beliau susah banget ga bs ngomong sunda, kadang ngomong sunda tapi logatnya medok jawa,jd suka diketawain dulu
hahahahahaha, descendant of Banten 😀
Btw saya baru ngeh anggapan orang Sunda itu Matre, tapi kalau dipikir-pikir, kebanyakan suku di Indonesia yang kebanyakan wanitanya berkulit putih selalu membawa semacam image buruk, nggak tahu kenapa ya.
Kayak Manado, Tolaki, dan beberapa suku yang terkenal dengan wanitanya putih bersih kulitnya.
Padahal ya, nggak semua kayak gitu, dan matre itu adalah hak semua wanita *eaaaa 😀
Kalau saya memang berteman dengan siapa saja sih, tak peduli agama dan sukunya 🙂
streotipe dr dulu emang…, apalagi sekolah bkn di daerah sendiri kan..dikelas satu2nya yg bkn org yogya…kenyang jg sih laman2 dijadiin joke gitu..meski nyebelin
Tulisan yg sarat dengan pesan moral yg sangat relevan dengan bangsa kita, terutama dengan kondisi belakangan ini sejak medsos makin riuh. Tulisanmu ini juga sama persis dengan apa yg ada di pikiranku selama ini.. Well written, Rahma..👍
ngalamin jg teh em?
kalau kasus yg skrg yg sedang rame ttg agnes mo itu..serba salah..ya dia. Sensi sekali dgn satu etnis ini, dgn sejarahnya, td disatu sisi ga nutup mata, kalo mereka jg etnis yg byk bantu dr sisi ekonomi, suka atau ga suka..
Ya ampun maaf baru balas..😬
Ngalamin juga beberapa kali, tapi dari sisi agama.. Kapan-kapan cerita deh di blog. Intinya saya dianggap berderajat rendah dibandingkan mereka yg (tampak) lebih agamis..
Soal etnis satu itu memang selalu jadi komoditas politik yg selalu “laku dijual” utk berbagai kepentingan.. Padahal kita semua manusia di bumi ini kalo gak pendatang ya keturunan pendatang. Buktinya: Nabi Adam AS, manusia pertama di muka bumi menurut kitab suci 3 agama (Islam, Kristen, Yahudi), tidak lahir di planet bumi. Beliau dikirim dari surga ke dunia oleh Allah SWT karena hal yg sudah kita pada tahu semua. Beliaulah “pendatang” pertama planet bumi bersama Siti Hawa..
apalagi dengan isu hangat belakangan ini, langsung generalisir suatu bangsa itu dilabeli buruk,padahal sebangsa isi sukunya beda2, dan masih ada suku lain yg muslim
Sesama sunda juga kadang ada rasis : ” Maneh mah urang sunda gening hideung, asa siga jawa”.
” Nya kumaha atuh, kolotna ge hideung. Hideung ge loba nu bogoh”.
Hihihihiii. Yang penting mesti kuat mental, akan selalu ada yang seperti itu.
kadang emang candaan jg sering rasis ya..ngomentarin fisik..emang kudu kuat mental jd orang indonesia heheh