Kalau masak di dapur, masak serba gorengan, apalagi masak kentang goreng? minyak bekasnya dibuang kemana??
‘Dikasih abang gorengan biar goreng cirengnya mantap’?? heheh, duh di Turki ga ada abang Tukang jualan cireng.
Minyak bekas atau minyak jelantah, apalagi sampai berwarna hitam, jelas berbahaya sekali untuk kesehatan, saya sebenarnya berusaha ngurang-ngurangi masakan serba gorengan, tapi dirumah hobby sekali dengan goreng kentang , sepertinya membeli air fryer-bisa jadi solusi untuk urusan dapur kedepannya, ngurang-ngurangin pemakaian minyak goreng berlebihan.
Oh ya biasanya saya menuang minyak goreng max 2x untuk menggoreng, minyak bekasnya setelah dingin saya masukkan ke wadah botol bekas, lalu dikumpulkan terlebih dahulu dipojokan dapur yang tidak terlihat anak-anak saya, terutama si bungsu yang baru berusia setahun setengah, masa-masa meng-explorasi isi rumah dan incaran dia selalu dapur hehe.
Setelah isi botol lumayan penuh, Botol sisa minyak bekas pakai ini saya bawa ke minimarket.
Kebetulan daerah saya tinggal pemerintah lokalnya membuat program-program bermanfaat untuk warga,terutama dibidang kebersihan dan lingkungan, selain mengumpulkan minyak bekas dari dapur warganya, batre-batre bekas pun bisa dikumpulkan di tempat pembuangan khusus-yang disediakan, atau di Minimarket terdekat dari lokasi rumah.
Setiap minimarket, biasanya didekat meja kasir akan ada 2 tong : 1 berukuran besar dan 1 ukuran kecil, untuk ukuran besar dikhususkan tempat minyak goreng bekas dari warga, dan wadah kecil untuk batre batre habis pakai.
Saya biasa mengumpulkan botol bekas berisi minyak bekas ke minimarket sekalian jika pas belanja.
Program ini mulai banyak digalakan terutama dikota besar seperti İstanbul, banyak belediyesi (kotamadya)di
mulai ikut merancang program cinta lingkungan, dan ada slogan nya untuk mengingatkan warga :
1 litre atık yağ, 1 milyon litre suyu kirletir
(1 liter minyak dibuang, 1juta liter air tercemar-kotor-)
Ya membuang minyak bekas gorengan mencemari air, lingkungan. Yang rugi siapa? tentu kita juga.
Dulu sebelum ‘insyaf’ saya juga kadang buang sisa minyak goreng dari wajan ke tong sampah didapur, lalu lihat selebaran yang dibagikan, melihat poster, dan baca-baca program tentang kebersihan lingkungan. Saya pun mulai bertobat:)
Biasanya setelah minyak bekas terkumpul banyak,akan datang mobil kebersihan dan petugas belediye yang akan mengambil semua tong berisi minyak bekas maupun batre bekas dari minimarket-minimarket yang bekerjasama dengan pihak pemerintah.
Program lingkungan yang bagus, selain isu minyak goreng, mengumpulkan ban bekas, batre bekas , dan beberapa barang lainnya untuk didaur ulang.
Untuk minyak bekas didaur ulang salah satunya menjadi bahan bakar biodesel, Apalagi di Turki harga bahan bakar kendaraan termasuk mahal.
Biodiesel: energi alternatif dan ramah lingkungan.
Semoga program ramah lingkungan seperti ini bisa terus berjalan di negara sekarang saya tinggal, syukur-syukur juga bisa diadaftasi oleh negara tempat saya lahir di jauh sana.
Bagus banget ini programnya. Seandainya di Indonesia pemerintah atau swastanya ada yang serius menangani sampah. Bisa dimulai dari yang kecil dulu aja seperti kumpulin minyak jelantah ini.
iya mba bener, tapi kalau ga salah di indonesia, ada organisasi sosial gitu atau kelompok yg mulai gerakan ngumpulin minyak bekas, tujuannya sm untuk daur ulang jd energi biodeisel,mungkin blm dilirik pemerintah aja dmasukin programnya, smg nanti jg ada gerakan sprt ini:)
baca ini langsung merasa berdosa karena sering buang minyak jelantah di tong sampah bercampur dengan sampah lainnya:(
minyak bs ddaur ulang,setahu saya (dr baca2) di indonesia ada pengepul minyak bekas untuk biodiesel,mungkin hrs nyari info mbak untuk daur ulang minyak ini, terimkasih sudah berkunjung:)
Keren banget ini programnya bun… Saya biasanya jg ngumpulin minyak bekas di botol untuk dibuang terpisah dari sampah yang lain. Sayangnya di daerah saya belum ada program semacam ini. Semoga di Indonesia juga ada program seperti ini kedepannya… 🙂
iys mbak, semoga hal positif seperti ini bs diterapkan juga ya,demi lingkungan